top of page
Search

Q&A PERAN KELUARGA DALAM PENGEMBANGAN POTENSI ANAK

Updated: Jun 20, 2024

With Nancy Dinar



Menghadapi anak gifted itu kabarnya stressful dan sering buat orangtua frustasi, mengapa?


Karena di masyarakat kita semua ada normanya. Perkembangan anak juga diukur dengan milestonse. Sudah bisa apa saja pada usia berapa. Orangtua waktu memiliki anak selalu membandingkan anaknya dengan anak yang lain. Kapan bisa berbicara kapan bisa berjalan. 


Tapi anak gifted terutama yang highly gifted berkembang tidak mengikuti norma. Milestones mereka juga berkembang secara random. Ada area tertentu yang sudah berkembang sementara area lain ketinggalan.


Misalnya, anak saya bisa berjalan pada usia 7,5 bulan tapi tidak menulis sampai usia 8 tahun. Motorik kasarnya sangat advance sementara motorik halus sangat lambat.


Sering orangtua dan guru melihat anak dari ketinggalannya. Waktu anak saya lambat bicara kami langsung curiga dia mengidap Language Disorder atau ada pathology lain. Sama sekali tidak terlintas bahwa anak itu gifted.


Apalagi saya dulu tidak percaya dengan tes IQ. Bukan reliability-nya, tapi saya tidak mau memberi label ke anak saya. Namun, ternyata ini adalah salah. Jika saya bertemu dengan profesional yang tepat pada saat mereka masih usia dini mungkin deteksi lebih awal sehingga memaksimalkan kita memberi intervensi.


Bisa ceritakan pengalaman Ms. Nancy waktu anak-anak masih kecil? Apa yang paling membuat galau?


Waktu anak pertama cebderung gampang, karena sejak toddler ia sudah suka menggambar. Misalnya saya mengajar atau diundang untuk berbicara di suatu tempat, saya mengajak dia, karena dari dulu saya tidak pernah memakai nanny. Waktu itu cukup ada kertas dan pensil dan ia akan tahan bahkan berjam-jam menggambar.


Waktu anak kedua saya kaget, karena totally different. Ia sangat kinestetik dan physical overexcitability. Susah duduk diam dan buat kewalahan yang menjaga. Sering saya dapat pandangan menusuk dari orang2 lain terutama di pesawat atau tempat umum, karena mengira tidak bisa mendisiplinkan anak.


Saya malah sempat berpikir untuk anak saya yang ke-2 yang sangat sukar fokus atau duduk diam, lambat bicara, menulis dan membaca, semua lambat. Saya sempat berandai-andai, mau diarahkan kemana anak ini? Karir apa kira-kira yang cocok bagi dia yang tidak perlu banyak mikir? Apakah dia saya arahkan ke olahraga saja karena kebetulan energinya berlimpah? Mungkin ini bisa menjadi karir buat dia? Sama sekali saya tidak menyangka bahwa anak ini ternyata bukan hanya highly intelligent tapi juga highly creative.


Sekarang setelah mereka lebih besar apa stressfulnya berkurang atau bertambah?


Setiap fase pertumbuhan anak memiliki tantangan yang berbeda bagi orangtua. Apalagi memasuki usia remaja, dimana anak-anak remaja mayoritas mengalami turbulence dalam social-emosionalnya, bagi anak gifted tubulence ini lebih kencang. Untuk bisa mengerti apa yang dirasakan anak gifted, ambil satu kata adjective dan tambahkan kata "sangat". Jadi, apapun yang dirasakan mereka selalu ada kata "sangat" emosi mereka sangat dalam, sangat marah, sangat sedih, sangat happy, demikian juga dengan senses mereka  sangat : sangat peka. Pendengaran, penglihatan, penciuman, sensori dan perasa yang sangat tajam.


Bagimana melibatkan orangtua dalam pendidikan anak?


Kami sangat percaya bahwa bukan saja giftedness itu adalah faktor nature tapi juga nurture. Jadi peran keluarga sangat penting untuk mengembangkan giftedness itu menjadi high achievement. Di lain pihak kami juga sadar bahwa tidak semua orang tua mengerti bagaimana membesarkan anak dengan kebutuhan khusus seperti ini. Support untuk anak gifted bukan hanya pendidikan mereka tapi juga untuk orangtua. 


Di tempat kami ada seminar2 bagi orangtua tentang pola parenting, identifikasi serta intervensi, tapi lebih dari itu, membangun komunitas orangtua untuk saling support satu sama lain. Dengan berbagi cerita serta pengalaman, orangtua anak gifted tidak merasa sendiri. Demikian juga mereka tidak perlu galau lagi dengan perbedaan anak mereka, karena ternyata punya teman-teman yang lain yang juga membesarkan anak yang mirip kebutuhannya. 


Mengapa peran keluarga sangat penting dalam pengembangan talent?


Gifteness itu seumpama bibit unggul. Meskipun bibit unggul tetap membutuhkan tanah  dan iklim untuk tumbuh subur. 


Keluarga itu seperti tanah tempat dimana anak gifted bisa tumbuh. Tanahnya baik maka anak juga akan bertumbuh dengan baik. Sementara itu sekolah seperti iklim. Sekarang ini iklim bisa dimodifikasi untuk tanaman tumbuh lebih beragam dan berkualitas. Dengan adanya metode green house misalnya, kita bisa menanam apa saja di tanah atau ketinggian apa saja. 


Jadi, gifted itu apakah nature atau nurture?


Gifted adalah innate ability atau bakat bawaan, yang adalah produk alami. Giftedness bisa dalamn berbagai area bukan hanya intelektual, tapi juga seni, leadership, sport.


Talented adalah apabila bakat  di bidang tertentu yang sudah dikembangkan sehingga performance seseorang mencapai to 10% dibandingkan dengan kolega yang memiliki bakat yang sama. 


Boleh dikata jika gifted adalah nature maka talented adalah nurture. Gifted adalah potensi, talented adalah performance. Gifted adalah ability, talented adalah achievement.


Mana yang lebih kuat berpengaruh pada perkembangan talent, nature atau nurture?


Selalu dimulai dari nature atau predisposisi biologis. Predisposisi ini ibarat container. Container ada yang berukuran S,M dan L. Seorang anak gifted mungkin bisa diumpamakan seorang anak yang lahir dengan container ukuran Large. Apa yang akan diisi di kontainer itu adalah tugas nurture. Ilmu pengetahuan, skills, character, values, belief. Jika anak gifted tidak dinurture dengan baik maka percuma kontainer yang berkapasitas banyak itu.


Sementara itu bandingkan dengan anak yang katakan lahir dari kontaner S atau M, tapi lingkungan keluarga memaksimalkan potensinya. Akhirnya di masyarakat kelihatan lebih berisi atau berkualitas.


Apa ada keluarga yang ideal buat anak gifted berkembang? Seperti apa?


Keluarga yang ideal pasti berbeda dari culture to culture. Tentu saja keluarga ideal di Indonesia berbeda dgn di negara lain. Bahkan di Indonesia sendiri yang terdiri dari banyak suku juga punya ekpektasi yang berbeda tentang bagaimana keluarga ideal.

Jadi, anak gifted juga berkembang sesuai dengan ekpektasi masyarakat. 


Anak-anak di Korea Selatan sejak kecil sudah diajarkan untuk respect pada yang senior. Mereka harus memberi hormat dgn membungkukan badan (insa), mereka harus berbicara dengan bahasa honorific, tidak boleh menatap mata yang lebih senior, dll. Sehingga kalau kita bertemu dengan anak-anak seperti ini , itulah idealnya. Dalam hal talent dan education, orangtua menghabiskan 1/3 pendapatan mereka untuk pendidikan anak. Lulus pada universitas ternama adalah segala-galanya. Prestise keluarga sangat tergantung pada universitas apa orangtua bisa membawa anaknya kuliah.


Tentu saja, di Indonesia beda, kita punya budaya dan ekpektasi yang berbeda. Dari suku ke suku, berbeda. Suku Jawa menyarankan anak-anak mereka untuk mecari jodoh berdasarkan Bobot, Bebet, Bibit. Dari Batak dikenal moto: Hamoraon, Hasangapon, Hagabeon. Dan demikian juga bangsa kita dari suku ke suku memiliki ideal yang berbeda.


Perkembangan talent harus didukung oleh keluarga, anggota keluarga bukan hanya parents atau ada juga siblings, kakek-nenek, tante-om, atau keluarga besar lainnya apa ada pengaruhnya pada perkembangan talent?


Apa yang paling penting pada perkembangan anak adalah lingkungan mana dia dibesarkan. (TED Talks, Tom Weisner)


Kalau kakek-nenek, merera berpengaruh dalam hal menurunkan faktor genetik. Mereka juga bisa ikut menurunkan values dan habit jika mereka ikut dalam membesarkan cucu. 


Extended Family berbicara lebih luas dengan faktor influece. Sementara keluarga besar lain atau relatives bisa iya bisa tidak. Bergantung sebeberapa dekat dan seberapa kuat faktor influence mereka.


Apa ada pengaruh Birth Order pada perkembangan anak atau pada achivementnya?


Ada penelitian yang mengungkapkan bahwa anak sulung adalah high achiever. Ini mungkin karena, anak sulung menikmati banyak benefit dari orang tua. Kasih dan perhatian yang belum terbagi. Orangtua sering mengajar anak sulung lebih cepat, jadi early stimulation mereka lebih kaya. Anak kedua dan berikutnya, biasanya orangtua entah sudah kelelahan atau karena sudah kurang peduli. Perhatian orangtua juga harus dibagi-bagi.


Faktor culture, tuntutan anak sulung untuk jadi contoh, membimbing adik2, jadi pemimpin dan pioneer.


Nilai-nilai apa saja yang diturunkan keluarga kepada anak-anaknya?


Penelitian dari Paula Olszewski-Kubilius tentang "The Role of the Family in Talent Development" menemukan bahwa beberapa korelasi antara peran orangtua dan keberhasilan anak yaitu:


Level pendidikan orangtua akan sangat kuat korelasinyanya dengan keberhasilan anak mereka. Orangtua yang berpendidikan tinggi akan mewariskan sikap (school atittudes) mereka ini kepada anak-anaknya. Selain itu, mereka juga memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang jalur pendidikan dan karir sehingga bisa mengarahkan anak-anak mereka.


Faktor lainnya adalah status sosio-ekonomi orang tua memiliki pengaruh yang cukup kuat. Logikanya sama dengan pendidikan, bahwa orangtua yang sukses dalam karir mereka akan menaikkan stadar sosial ekonomi mereka. Sikap dan nilai-nilai  mereka seperti kerja keras, disiplin, pantang menyerah, akan juga diwariskan pada anak-anak mereka. Hal ini terutama jika orangtua mencapai semuanya itu dengan usaha mereka sendiri.


Apa tindakan atau sifat orang tua yang diturunkan pada anak-anaknya?


Banyak yang setuju bahwa temperamen adalah bagian dari nature. Setiap individu lahir dengan temperamen yang berbeda-beda. Sejak bayi anak telah kelihatan temneramennya, ada anak yang easy, ada yang difficult.


Jadi apakah apakah faktor kepribadian seperti : grit, determination, motivation, adalah juga faktor genetic. Penelitian dasri University of California, San Diego (Chi Hua Chen) menyatakan korelasi antara DNA dengan Personality dan mental illness. Sebenarnya temperament in adalah indikasi dari personality.


Jadi apa fungsi Character Building di sekolah? Kita mau agar mereka yang sudah memiliki predisposisi ini untuk bisa memiliki karakter yang lebih kuat. Namun kita juga harus akui, bahwa selalu ada diantara anak-anak yang kita didik, yang meskipun dengan pendidikan yang terbaik, lingkungan yang terbaik, kesempatan yang terbaik, tetap tidak menunjukkan kerpribadian yang diharapkan.


Bagaimana dengan peran sekolah? 


Memilih sekolah yang tepat adalah bagian dari keputusan orangtua untuk mempersiapkan masa depan anak mereka. Orangtua harus memilih sekolah yang mendukung visi mereka ke depan dan bukan sekedar ikut-ikutan. Sekolah yang besar dan mahal belum tentu mendukung visi ini, sebaliknya yang kecil dan terjangkau belum tentu juga kualitasnya buruk. Menjadi juara dan lulusan terbaik dari sekolah favorit juga belum menjamin itu menuntun pada pencapaian yang luar biasa di kala anak mereka dewasa.


Penelitian lain yang dilakukan bagi orang-orang genius, yaitu mereka yang menunjukkan kemampuan intelektual yang-extra ordinary, tidak ada korelasi antara pencapaian mereka dengan menjadi juara di sekolah atau menjadi lulusan tebaik. Kebanyakan genius, mencapai puncak self-dicovery pada saat akhir masa universitas. Berlawanan dengan konsepsi kebanyakan orang, tidak semua genius memiliki stellar IQ. Artinya, mereka memiliki keceradasan yang tinggi, tapi tidak sangat tinggi.



Apakah trauma  berpengaruh pada kepribadian atau perkembangan talent?


Ini menarik. Karena ada penelitian yang mengatakan bahwa orang-orang genius, tidak memiliki masa kecil "yang selalu indah" ada bagian dalam hidup mereka, dimana terjadi turning point. Kazimierz Dabrowski menyebut ini sebagai Positive Disintegeration. Yaitu orang-orang yang mengalami psyconeurosis (depresion, anxiety). Mereka keluar dari norma atau tantanan masayarakat untuk mencari meaning of life.


Bagi orang-orang gifted mereka memiliki yang disebut Developmental Potential (DP), yaitu faktor yang membawa mereka ke level perkembangan yang lebih tinggi.

 
 
 

Comentários


0811-1168-167

Noble Academy

SOHO Capital lt.25

Tanjung Duren, Jakarta Barat

bottom of page