Q&A MENGENAL INTELIGENSI (PART 1)
- nancy dinar
- May 20, 2024
- 4 min read
Updated: Jun 20, 2024
With Nancy Dinar

1.What is intelligence?
Sampai saat ini para ahli belum kompak dengan apa arti intelegensi.
Definisi intelegensi secara umum adalah kemampuan untuk menerima informasi, mengolahnya dalam bentuk pengetahuan serta mengaplikasikannya.
Ada juga ahli yang berpendapat bahwa intlejensi adalah kecepatan dan ketepatan dalam berpikir atau menyelesaikan masalah.
2.Apakah semua orang intelligent?
Manusia adalah makhluk inteligent karena kemampuan kita untuk berpikir kompleks. Tapi apakah semua orang inteligent? tentu tidak.
Berdasarkan bell curve IQ, 96% dari populasi merupakan kelompok dengan katergori kecerdasan : rendah, rata-rata dan superior tapi belum memerlukan intervensi.
2% dari populasi kita ada berada pada ‘high end’ (kanan) yang disebut gifted atau highly gifted. Sementara itu 2% lainnya ada di low end yang disebut mental retardasi.
Karena jauh berbeda dari norma, maka kedua group ini butuh intervensi khusus.
Mereka dengan mental retardasi mungkin butuh bantuan untuk keseharian karena banyak keterbtasan mereka menyangkut ‘self-care’, pergi dan pulang sekolah sendiri. Di sisi yang lain, anak gifted butuh support dengan pendidikan yang khusus dan supaya potensinya bisa berkembang optimal.
3.Bagaimana mengukur inteligent? Apakah IQ dan inteligent hal yang sama?
Selama ini kita memperlakukan kata IQ dan Inteligence sebagai synonym. Padahal seBenarnya IQ adalah singkatan dari Intelligence Quotient, merujuk pada skor seseorang pada test terstandariasi. IQ adalah ukuran kuantitaif dari intelegensi.
4.Apakah IQ satu2nya cara mengukur inteligensi?
Tidak.
Faktor2 yg mempengaruhi IQ test performa: faktor keluarga/status sosial, kesulitan belajar, faktor administrasi tes. Ada anak-anak belum terbiasa dengan tes IQ sehingga waktu dites IQ tidak tinggi, mislanya anak-anak dari daerah tertinggal.
5.Apakah ada cara untuk meningkatkan intelligensi? Apakah IQ bisa berubah?
Ada dua kubu: growth midset, yang berpendapat bahwa otak kita elastic, sehingga bisa berubah.
Sementara kubu lain berpendapat bahwa IQ tidak bisa berubah, hanya bisa dioptimalkan.
Menurut saya, ini hanya dua sisi dari mata uang. Tergantung dari mana kita melihatnya.
IQ terdiri dari dua jenis yaitu : "fluid" yang lebih bersifat tetap. Mencapai puncaknya pada saat seseorang dewasa tapi kemudian menurun. Jenis lain "crystalized", yaitu yang terus berkembang sampai masa tua tergantung dari stimulasi lingkungan.
Jadi, IQ mirip dengan tinggi badan. Seorang yang memiliki orangtua pendek kemungkinan akan memiliki tinggi badan yang pendek, tapi dengan intervensi seperti olahraga, nutrisi, maka tinggi badan seseorang bisa dioptimalkan, tapi mungkin tidak akan melebihi seseorang yang memang secara genetik sudah tinggi.
6.Apakah seorang gifted selalu punya IQ yang tinggi?
Tergantung dari definisi gifted itu sendiri. Sama dengan definis intelegensi yang belum kompak, para ahli juga belum satu suara dengan definisi gifted...
7.Apa sih sebenarnya definisi gifted itu? Siapa yang menemukan kata gifted? Mengapa para ahli belum kompak sampai sekarang?
Ilmu tentang giftedness termasuk ilmu baru, dan masih terus berkembang. Masih banyak riset atau study yang sedang berjalan. Definisi dan pengertiannya juga masih terus berubah.
Awal penggunaan kata gifted dimulai oleh Francis Galton tahun 1869. Waktu itu Galton menyebut orang dewasa yang mendemostrasikan talent yang luar biasa sebagai orang gifted. Sejak itu anak-anak yang memiliki potensi untuk bakat eksepsional saat dewasa disebut sebagai anak gifted.
Lewis Terman kemudian mengmbangkan ide ini ketika ia mengadakan studi jangka panjang pada anak-anak yang dianggap gifted ini. Ia melakukan follow up dari kehidupan 1400 anak ayng lahir sekitar tahun 1900-1925, yang dianggap inteligen, dan ia menemukan bahwa mereka memiliki IQ yang tinggi, yaitu diatas 140. Terman juga menjadi terkenal karena ia merevisi Tes IQ Standford Binnet yang masih kita pakai sampai sekarang.
Namun dalam study ini juga ditemukan bahwa IQ tinggi tidak menjamin kesuksesan saat dewasa.
Selanjutnya dari ide Galton yang menganggap giftedness pada orang dewasa yang memiliki pencapaian eksepsional, ada kelompok ahli yang kemudian menelusuri sifst-sifat yang dimiliki oleh mereka ketika masih kanan-kanak. Misalnya, Einstein, yang memiliki ‘extraordinary talent’, gimana sih waktu masih kecil? Apa traits yang dimiliknya? Mereka kemudian menemukan dan menyimpulkan bahwa, untuk mereka yang memeiliki pencapaian eksepsional saat dewasa, pada saat anak-anak memiliki traits yang lain di luar IQ .
8.Jadi orang gifted belum tentu IQnya tinggi?
Itu pendapat sebagian ahli.
Ada juga ahli yang berpendapat bahwa giftedness itu adalah pontesi yang besar dalam diri seseorang yang harus dikembangkan. Kenyataan bahwa seorang anak yang memiliki potensi yang besar, maka anak itu disebut gifted. IQ yang tinggi menunjukkan bahwa ada potensi yang besar dalam diri seorang anak.
Dalam hal ini, lingkungan (keluarga dan sekolah) sangat berperan penting. Lingkungan yang tepat akan mengubah potensi itu menjadi achievement.
9.Kalau banyak pendapat ahli, apa yang dianut oleh Noble Academy?
Kami di NA berusaha untuk menghindari kontroversi dari mencoba mendefiniskan apa itu gifted. Tapi secara bersamaan kami juga ingin punya fondasi dan filosopfi yang kuat dimana gifted education ini dibangun. Jadi, kita harus holistik.
Karena study of giftedness ini terus berkembang, kita tidak boleh stuck pada satu ide atau worldview.
Saya juga tertarik dengan Teori Positive Disintegration dan Overexcitibility dari Kazimierz Dabrowski. Mereka yang paham dengan teori ini percaya bahwa selain dari IQ tinggi maka individu gifted juga memiliki emotional traits yang super intense atau super sensitive.
10.Mengapa tertarik dengan teori ini?
Karena dengan teori ini saya jadi bisa memahami diri saya, anak-anak saya, dan anak-anak yang kami didik. Jadi teori ini sangat relevan, bukan hanya teori tapi juga apa yang kita alami.
Comentários